Contoh percakapan bahasa inggris beranggotakan 4 orang tentang how much dan how many
Pertanyaan
2 Jawaban
-
1. Jawaban GadizaVirgianty
Zhita: How many the student of class 5? Faziq:The student of class 5 is 37
Zhita:How many the student of class 4,Monic?
Monic:The student of class 4 is 25
zhita:How Many the student of class 6 , sister anggis
Anggis:The student of class 6 is 40 -
2. Jawaban RogerandVexana
Jane : Do you have a job? Is it full-time or part-time? Do you make a lot of money? (Apakah kamu punya pekerjaan? Apakah pekerjaanmu penuh waktu atau paruh waktu?)
Paula : Yes, i work in Migration Agent Office as a Consultant. I work full-time there from 9am – 5pm. (Iya, saya bekerja di Agen Migrasi sebagai Konsultan. Saya bekerja penuh waktu di sana dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore)
Jane : Are you good at saving money? If so, how do you do it? (Apakah kamu pandai dalam menabung uang? Jika iya, bagaimana cara kamu melakukannya?)
Paula : Woo,, don’t ask me that question. I’m really bad at saving money. (Woo jangan tanyakan aku tentang hal itu. Aku benar-benar tidak pandai dalam menabung uang)
Jane : How do you usually pay when you go shopping? (Bagaimana biasanya kamu bayar saat berbelanja?)
Paula : Because i don’t like to bring cash everywhere, so i prefer to pay with card. (Karena aku tidak suka membawa uang cash kemana-mana, jadi aku memilih membayar dengan kartu)
Jane : Do you have an ATM card? (also: debit card) How often do you use it? (Apakah kamu memiliki kartu ATM? (Juga: kartu debit) Seberapa sering kamu menggunakannya?
Paula : Yes, i have. Quite often, when i go for shopping, i always use my card. (Iya, aku punya, ketika aku pergi berbelanja, aku selalu menggunakan kartu)
Jane : Do you have a credit card? How often do you use it? Where do you use it? (Apakah kamu punya kartu kredit? Seberapa sering kamu menggunakannya? Dimana kamu menggunakannya?)
Paula : I don’t have credit card. I don’t really like it. It makes me become a consumptive person. (Aku tidak punya kartu kredit. Aku sangat tidak menyukainya. Itu membuatku menjadi orang yang konsumtif)
Jane : When you travel abroad (= to another country), how do you pay for things? (Ketika kamu bepergian ke luar negeri (= ke negara lain), bagaimana Anda membayar barang-barang?
Paula : I rarely travel abroad but when i went to Japan, i had changed the money into Yen, Japanese currency.(Aku jarang bepergian ke luar negeri tapi ketika aku pergi ke Jepang, aku telah mengubah uangnya menjadi Yen, mata uang Jepang)
Jane : How do you spend your money? What do you usually buy? (Bagaimana kamu menghabiskan uangmu? Apa yang biasanya kamu beli?)
Paula : Hmm,, lot of things to buy especially for my kids. I usually buy household needs. (Hmm ,, banyak hal yang harus dibeli terutama untuk anak-anakku. Aku biasanya membeli kebutuhan rumah tangga)
Jane : Have you ever had any money stolen from you? If so, how did it happen? (Apakah uang kamu pernah dicuri? Jika ya, bagaimana hal itu bisa terjadi?)
Paula : Luckily not, never. (Untungnya tidak, tidak pernah).
Jane : How much pocket money do (did) your parents give you? How do (did) you spend on it? (Berapa banyak uang saku yang diberikan orang tua kamu? Bagaimana cara kamu menghabiskan untuk itu?)
Paula : When i was a child. My parent gave a weekly pocket money. I spent my money on buying food, hang out with friends, and bought some books. (Waktu aku masih kecil orang tuaku memberikan uang saku mingguan. Aku menghabiskan uang untuk membeli makanan, bergaul dengan teman, dan membeli beberapa buku)
Jane : Do you ever give money to beggars on the street? Why or Why not? (Apakah kamu pernah memberikan uang kepada pengemis di jalanan? Jika iya, mengapa atau jika tidak, mengapa tidak?)
Paula : Yes, I do, i give money to beggars because i feel sorry to them. They don’t have house to sleep. (Ya aku pernah memberi uang kepada pengemis karena aku merasa kasihan pada mereka. Mereka tidak punya rumah untuk tidur)
Jane : Money can’t buy happiness. Money can’t buy love. Do you agree or disagree? (Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Uang tidak bisa membeli cinta. Apakah kamu setuju atau tidak setuju?)
Paula : Sometimes, i’m quite confused with those statement. But in my opinion we can’t always see all the case from money. Money isn’t everything, but we need money. For a love, we can’t measure it with money but with our heart. (Terkadang, aku bingung dengan pernyataan itu. Tapi menurut aku, kita tidak bisa selalu melihat semua hal dari uang. Uang bukanlah segalanya, tapi kita butuh uang. Untuk cinta, kita tidak bisa mengukurnya dengan uang tapi dengan hati kita)