Bagaimanakah pandangan para muballigh masa permulaan dalam menyikapi berbagai jenis seni,budaya,dan tradisi yang berkembang di masyarakat
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban diahviolin
Kelas: VIII
Mata Pelajaran: Sejarah
Materi: Persebaran Islam di Indonesia
Kata Kunci: Wali Songo, Wayang, Gamelan
Pembahasan:
Pandangan para muballigh masa permulaan dalam menyikapi berbagai jenis seni, budaya, dan tradisi yang berkembang di masyarakat adalah:1. Penyampaian ajaran Islam harus menyesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang telah ada
Para penyebar agama Islam yang awalnya kebanyakan adalah para pedagang dari China, India, Persia dan Arab melakkan penyampaian pesan dengan perlahan, dengan menyesuaikan dengan norma yang ada di masyarakat Indonesia.
Para pedagang ini juga melakukan perkawinan dengan penduduk setempat, sehingga terbentuklah ikatan kekerabatan dengan penduduk setempat dan emmudahkan ajaran Islam untuk diterima.
2. Kesenian yang ada di masyarakat tidak dilarang atau ditinggalkan, namun disesuaikan dengan nilai-nilai agama Islam.
Bangsa Indonesia saat Islam datang telah memiliki sistem kebudayaan yang kompleks, dengan berbagai kesenian seperti wayang, gamelan, ukiran, dan literatur (seni sastra). Oleh para penyebar Islam, kesenian ini tidak dilarang, namun disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. Misalnya cerita wayang oleh para Wali Songo diubah agar sesuai dengan ajaran dan pesan agama Islam, serta bentuk wayang diubah agar tidak terlalu mirip manusia. Contoh lain adalah Masjid Raya Kudus yang mebggunakan arsitektur tradisonal Jawa bercorak Hindu.
3. Kesenian dan budaya digunakan sebagai medium (perantara) untuk mengenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.
Pertunjukan kesenian seperti wayang dan gamelan digunakan untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia. Dan kemudian dalam pertunjukan ini disisipi pesan-pesan ajaran Islam. Dengan demikian, pesan-pesan ajaran islam tidak dianggap sebagai suatu ajaran yang asing, namun sebagai sesuatu ajaran yang dapat diterima oleh masyarakat, karena selaras dengan nilai budaya setempat.