Berikan judul cerpen dong
Pertanyaan
2 Jawaban
-
1. Jawaban sarasvati2
seekor monyet dan seekor kura kura menanam pisang -
2. Jawaban kkakkkakkkakkkkjjj
Berkah PertemuanSiang itu terlihat seorang pria yang berjalan menyusuri jalan itu, dengan tampang yang tak bersemangat dan dengan kantung mata yang agak hitam di bawah matanya, seorang pria yang memakai kemeja lengan panjang berwarna putih dan celana panjang hitam serta menenteng sebuah tas, pria itu adalah sales di sebuah perusahaan kosmetik, berjalan menyusuri setiap jalan dan memasuki setiap rumah, terus dan setiap hari seperti itu meskipun kadang tak membuahkan hasil, namun tentu saja lebih banyak ketidakberhasilan karena bagaimanapun sangat sulit seorang pria menawarkan produk kosmetik.
Setelah lelah berjalan, pria itu manda sedang apa di sini? kelihatannya cukup lelah” tanya wanita itu lagi memulai percakapan kecil
“aku lelah karena berjalan di sekitar sini, aku seorang sales” jawab pria itu,
“oh berarti kita sama, aku juga baru saja menyusuri jalan-jalan ini dan masuk ke rumah-rumah untuk menawarkan barang, aku sales barang-barang elektronik” kata wanita itu sambil tersenyum dan memperlihatkan dan menepuk tas besar yang dibawa.
“tas itu cukup besar dan kelihatan berat, apakah anda baik-baik saja?” kini giliran pria itu bertanya
“oh iya, aku lupa mengajakmu berbicara lebih dulu namun lupa memperkenalkan diri, namaku Shinta” wanita itu memperkenalkan diri
“namaku Fian, kau belum menjawab pertanyaanku” kata pria yang bernama Fian
“hmm, tentu saja tas ini sangat berat bagiku, namun terpaksa aku harus melakukannya, karena zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginanmu” Shinta berbicara sembari melihat ke langit dengan matahari yang cukup terik siang itu.
“aku mengerti apa yang kau rasakan, aku dijadikan sales kosmetik untuk wanita meskipun aku seorang laki-laki dan itu sangat berat bagiku bahkan kadang dalam satu hari aku tak mendapatkan hasil” kata Fian dengan wajah sedih
melihat hal tersebut Shinta dengan cepat berkata
“namun aku belum menyerah, aku melakukan ini hanya sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuanku, mengumpulkan uang untuk kuliah lalu menjadi guru, hal seperti ini hanyalah masalah kecil” kata Shinta penuh semangat yang berhasil membuat tertegun sejenak dan terdiam .Fian kembali memunculkan mimpinya yang dulu pernah hilang, Fian dulu pernah bercita-cita menjadi seorang pengusaha, namun karena tak memiliki modal Fian memulai pekerjaan ini dan perlahan memulai melupakan mimpinya.“hey Fian kenapa kau melamun?” Shinta membangunkan Fian dari lamunannya dan tentu saja menjadikannya gelagapan dan salah tingkah, shinta hanya tersenyum melihat tingkah Fian tersebut.
“Fian kau sangat lucu” kata Shinta dengan masih tersenyum
“Shinta, aku juga memiliki mimpi dan aku hampir melupakanya dan terima kasih padamu aku kembali bersemangat” kata Fian kini suaranya memancarkan kemantapan.
“syukurlah Fian kau kembali bersemangat, pria memang harus seperti itu, harus selalu semangat” kata Shinta“S-shinta b-bolehkah aku meminta nomor handphonemu?, a aku masih ingin bertemu denganmu lain kali jika kau tak k keberatan” kata Fian tergagap-gagap yang kini berhasil membuat Shinta tertawa.
“tentu saja” Shinta mengeluarkan handphonenya dan mereka pun bertukar kontak. Mereka melanjutkan perbincangan beberapa saat sebelum Shinta bangkit dari duduknya dan menggendong tas besar itu.“baiklah Fian, terima kasih untuk airnya, dan tetaplah bersemangat, aku akan menunggu telepon darimu” kata perpisahan Shinta
Fian pun mulai bangkit dari duduknya
“seharusnya aku yang berterima kasih atas pelajaran hari ini, tentu saja aku akan meneleponmu” Fian berkata sambil tersenyum
“baiklah, bye”
“bye”Fian dan Shinta pun berjalan menuju arah yang berlawanan, namun ada yang berbeda kali ini, Fian melangkah dengan mantap dan dengan raut wajah yang ceria.encari tempat untuk duduk dan memilih duduk di trotoar, pria tersebut menegak minuman yang dibawa di dalam tasnya sejak tadi, pria itu memandangi jalan dimana terdapat beberapa orang lalu-lalang, entah apa yang ada di pikirannya saat itu dengan ekspresi yang sulit ditebak. Di sebelahnya duduk seorang wanita sekitar 20 meter dari pria itu, wanita yang mengenakan kemeja warna biru dan membawa tas yang cukup besar dan kelihatannya cukup berat, wanita itu melihat pria tadi mulai berbicara.
“anu, bolehkah saya meminta sedikit air anda untuk minum?” tanya wanita itu pada pria yang duduk di sebelahnya.
pria itu pun menyerahkan minumannya yang diterima oleh wanita itu, dan mulai menegaknya.
“terima kasih banyak” kata wanita itu sambil menyerahkan botol air itu kembali pada pria tadi
“sama-sama” balas pria itu