Cerita daulah abasyah
B. Arab
asbhel6108
Pertanyaan
Cerita daulah abasyah
1 Jawaban
-
1. Jawaban hlmtssdyh
A. Latar Belakang Berdirinya Daulah Abbasiyah
Pemerintahan Abbasiyah adalah berketurunan dari pada al-Abbas paman Nabi SAW. pendiri kerajaan al-Abbas ialah Abdullah al-Saffah bin Muuhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas, dan pendiriannya dianggap suatu kemenangan bagi idea yang dianjurkan oleh kalangan Bani Hasyim setelah kewafatan Rasulullah SAW. agar jabatan khalifah diserahkan kepada keluarga Rasul dan sanak saudaranya.
Daulah Abbasiyah adalah Negara yang melanjutkan kekuasaan Daulah Umayyah. Sejarah peralihan kekuasaan dari daulah Umayyah kepada Daulah Abbasiyah bermula ketika Bani Hasyim menuntut agar kepemimpinan Islam berada di tangan mereka, karena mereka adalah keluarga terdekat Nabi SAW tuntutan itu sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi baru menjelma menjadi gerakan ketika Bani Umayyah naik tahta dengan mengalahkan Ali bin Thalib dan bersikap keras terhadap Bani Hasyim.
Propaganda Abbasiyah dimulai sejak Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) menjadi khalifah Daulah Umayyah. Umar memimpin dengan adil. Ketentraman dan stabilitas negara memberi kesempatan kepada gerakan Abbasiyah untuk menyusun dan merencanakan gerakanya yang berpusat di al-Muhaymah. Pemimpinya waktu itu adalah Ali bin Abdullah bin abbas, seorang zahid. Dia kemudian digantikan oleh anaknya, Muhammad, yang memperluas gerakan. Dia menetapkan tiga kota sebagai pusat gerakan.
Yaitu al-Humayah sebagai pusat perencanaan dan organisasi, Kufah sebagai kota penghubung, dan Khurasan sebagai pusat gerakan praktis. Muhammad wafat pada 125H/743 M dan digantikan anaknya. Abrahim al-Imam. Sebagai panglima perang, dipilih seorang kuat dari Khurasan yang bernama ‘Abu Muslim al Khurasani. Abu Muslim berhasil merebut Khurasan dan kemudian menyusul kemenangan demi kemenagan. Pada awal 132H/749 M Ibrahim al-Imam tertangkap oleh pemerintahan Daulah Umayah dan dipenjarakan sampai meninggal. Dia digantikan oleh saudaranya, Abu Abbas. Tidak lama setelah itu dua bala tentara, Abbasiyah dan Umawiyah, bertempur di dekat sungai zab bagian hulu. Dalam pertampuran itu Bani Abbas mendapat kemenangan, dan bala tentaranya terus menuju ke kota Syam (suriah); disini kota demi kota dapat dikuasainya.
Tahun kemudian (132H/ 750 M) itu dijadikan tahun awal berdirinya Daulah Abbasiyah. Khalifah pertamanya adalah Abu Abbas as-Saffah. Daulah ini berlangsung sampai tahun 656H/ 1258 M. masa yang panjang itu dilaluinya dengan pola pemerintahan yang berubah-ubah sesuai perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa. Berdasarkan perbedaan pola dan perubahan politik itu, para sejarawan membagi masa yang dilalui Daulah Abbasiyah dalam lima periode.
1. Periode pertama (132- H/750 M-232 H/847 M). Walaupun Abu Abbas adalah pendiri pertama daulah ini. Pemerintahannya hanya singkat (750-754). Pembina daulah ini adalah Abu Ja’far al-Mansur. Dia dengan keras menghadapi lawannya dari Bani Umayyah, Khawarij, dan juga Syi’ah yang merasa di kucilkan dari kekuasaan. Untuk mengamankan kekuasaannya, ia menyingkirkian satu persatu tokoh besar sezamannya yang mungkin menjadi pesaing baginya. Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali, keduanya adalah pamannya sendiri yang telah ditunjuk sebagai gubernur oleh khalifah sebelumnya di Suriyah dan Mesir, akhirnya terbunuh di tangan Abu Muslim al-Khurasani karena tidak bersedia membaitnya. Abu Muslim sendiri, karena dikawatirkan akan menjadi pesaing baginya, akhirnya dihukum mati oleh khalifah pada 755.
Untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, al-Mansur kemudian memindahkan ibukota dari al-Hasyimiyah, dekat Kufah, ke kota yang baru dibangunnya, Baghdad. Pada tahun 767 disana ia menertibkan pemerintahannya dengan mengangkat aparat yang duduk dalam lembaga esksekutif dan yudikatif. Dalam lembaga eksekutif dia mengangkat wazir (menteri) sebagai koordinator departemen; dia juga mengangkat lembaga protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara di samping mengembangkan angkatan bersenjata. Dia menunjuk Muhammad bin Abdurrahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak masa Bani Umayah dilanjutkan dengan tambahan bagus, yakni selain untuk mengantar surat, juga untuk menghimpun seluruh informasi di daerah sehingga administrasi kenegaraan dapat berlangsung dengan lancar. Para direktur jawatan pos juga bertugas melaporkan kegiatan gubernur setempat kepada khalifah.
Jabatan wazir yang menggabungkan sebagian fungsi perdana menteri dengan menteri dalam negeri itu selama lebih dari 50 tahun berada di tangan keluarga Baramikah atau Barmak. Suatu keluarga yang terpandang yang berasal dari Balkh, Persia(Iran). Wazir pertama adalah Khalid bin Barmak, yang kemudian digantikan anaknya, Yahya bin Khalid. Yang terakhir ini kemudian mengangkat salah seorang anaknya, Ja’far bin Yahya, menjadi wazir muda.
Selamat membaca :)
Semoga menambah ilmu :)